Karena sekarang sedang nge-tren menulis surat untuk capres dan saling membalas, Saya akhirnya memilih membuat artikel ini. Bukan karena ingin membela salah satu capres.
Alasannya simpel sih, Saya hanya kurang suka dengan para pendukung fanatik partai/capres tertentu. Saya tahu, kebebasan berpendapat adalah hak semua individu, namun ketika kebebasan itu malah kebablasan, lama kelamaan juga menganggu hak asasi individu lain. Toh berbeda pendapat adalah hal wajar kan ya.
Cerita ini berawal, sebenarnya sudah berawal sekitar bulan maret tahun ini, ketika akan diselenggarakan pemilihan legislatif. Awalnya Saya senang, karena ini adalah pemilu pertama Saya, bisa dibayangkan euforia senangnya Saya bahwa Saya akan ikut serta dalam pesta demokrasi yang besar ini. Dan ada hal lain yang membuat Saya antusias, karena pada bulan april, selain pemilu, Saya juga akan melaksanakan Ujian Nasional tingkat SMA, yang tepatnya adalah seminggu lima hari setelah pemilu. Waktu yang singkat kan?
Saya senang sekali, karena kedua hal itu sama sama penting. Tapi, masalah mulai muncul disini.
Mungkin para petinggi negara tidak menyadarinya, bahwa penyelenggaraan pemilu jelas jelas mengganggu persiapan Ujian Nasional.
Saya jabarkan mengapa menganggu :
Pertama, kampanye terbuka untuk pemilu dilaksanakan ketika para siswa sedang menghadapi TPM (Tes Pendalaman Materi/Tryout) Kota maupun Provinsi, karena kebanyakan sekolah ada di kota dan dekat jalan raya, jelas sekali bahwa kampanye yang tak kenal waktu dan sopan santun (kampanye yang pake motor, trus arak arakan dengan knalpot yang suaranya merusak telinga dan tak taat lalu lintas) itu sangat menganggu konsentrasi siswa saat mengerjakan soal.
Pernah ini pengalaman Saya, tepatnya TPM terakhir yaitu ada pelajaran bahasa inggris, listening, sekitar lima menit setelah listening selesai, terdengar suara motor orang kampanye, serentak kami bilang "alhamdulillah".
Kemudian, masalah selanjutnya adalah, jalanan macet, bahkan ada satu jalan yang dibelokkan karena massa partai tertentu memenuhi jalan tersebut, padahal saat itu Saya butuh pulang cepat supaya bisa belajar dirumah. Pernah satu kali Saya dan beberapa teman Saya akan les di salah satu bimbel, niatnya kami akan les setelah pulang sekolah, alhasil karena waktu itu jalanan menuju les dipenuhi partisipan partai tertentu kami harus lewat jalan lain dan pergi kerumah teman kami yang dekat, untuk mengungsi sampai para kampanye pergi.
Selanjutnya, adalah korban jiwa yang ditimbulkan. Kabar yang beredar di kota saya, ada beberapa korban yang meninggal karena kampanye tersebut, dan tiba tiba saya merasa kampanye atau pemilu sepertinya menjadi sarana menyalurkan keganasan warga yang selama ini di tutupi dengan senyum dan perilaku ramah. Kotaku sudah berhenti nyaman.
Setelah pemilu selesai, tunggu saya belum cerita.
Rumah Saya dijadikan TPS, jadi Saya tahu betul penghitungan partai partai mana yang menang, Saya sangat terkejut karena partai yang menang di daerah Saya adalah partai yang menggunakan money politic alias serangan fajar.
Semenjak hari itu, 9 April. Saya sudah kecewa dengan politik Indonesia yang sarat akan ketidak jujuran, dan sedih lagi ketika orang-orang yang menggunakan politik uang kini duduk manis di kursi DPR, Saya sedih, kecewa, dan ingin apatis dengan politik.
Kata seorang aktivis yang kukagumi "Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur
yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri
lagi, maka terjunlah"-Soe Hok Gie
Sebegitu kotor kah?
Dan sekarang, adalah saat saat pemilihan presiden dan wakil presiden, saat penting bagi bangsa ini. Tepatnya lima hari lagi. Tapi yang terjadi sekarang adalah, ketika Saya membuka sosial media, hanya ada debat tentang capres ini, capres itu. Sampai sampai Saya muak dengan semua yang berhubungan dengan politik, pemilu, bahkan no.1, atau no.2, Saya nggak habis pikir, kenapa kebanyakan orang orang itu memuja muja pilihannya dan menjelek jelekan yang lain? apakah mereka tidak sadar bahwa belum tentu mereka lebih baik dengan apa yang mereka jelek jelekkan. Mendukung salah satu capres itu boleh kok, nggak ada yang ngelarang, tapi ketika dukungan kalian menjelek jelekkan pihak yang lain, itu yang salah.
Indonesia itu negara yang memiliki penduduk yang sangat banyak, mana mungkin pendapat mereka semua juga sama kan?
Saya belum menentukan pilihan, tapi Saya memang sudah agak condong kesalah satu calon, dan itu bukan berarti Saya menjelek jelekkan calon yang lain, sampai sekarang Saya terus mencari kebenaran kebenaran tentang kedua calon tersebut, yang bisa kita dapat dari artikel dan buku. namun sayangnya media ini juga disalah gunakan demi kepentingan partai masing masing :( terkadang Saya bingung harus mencari kebenaran dimana.
Terlepas dari hal hal tadi, Saya berharap, tanpa mengurangi rasa hormat Anda, dan tanpa menyinggung Anda. Saya mohon untuk tidak lagi berdebat atas pilihan masing masing, menyuarakan kebaikan salah satu capres boleh boleh saja, tapi jangan menjelekkan satu sama lain, tujuan pemilu adalah mencari pemimpin yang bisa membawa Indonesia lebih baik, bukan malah menjadikan Indonesia terpecah belah.
Bayangin aku nemu kayak gini di grup sbmptn :' ternyata anak muda juga suka politik ya....
Sebegitu kotor kah?
Dan sekarang, adalah saat saat pemilihan presiden dan wakil presiden, saat penting bagi bangsa ini. Tepatnya lima hari lagi. Tapi yang terjadi sekarang adalah, ketika Saya membuka sosial media, hanya ada debat tentang capres ini, capres itu. Sampai sampai Saya muak dengan semua yang berhubungan dengan politik, pemilu, bahkan no.1, atau no.2, Saya nggak habis pikir, kenapa kebanyakan orang orang itu memuja muja pilihannya dan menjelek jelekan yang lain? apakah mereka tidak sadar bahwa belum tentu mereka lebih baik dengan apa yang mereka jelek jelekkan. Mendukung salah satu capres itu boleh kok, nggak ada yang ngelarang, tapi ketika dukungan kalian menjelek jelekkan pihak yang lain, itu yang salah.
Indonesia itu negara yang memiliki penduduk yang sangat banyak, mana mungkin pendapat mereka semua juga sama kan?
Saya belum menentukan pilihan, tapi Saya memang sudah agak condong kesalah satu calon, dan itu bukan berarti Saya menjelek jelekkan calon yang lain, sampai sekarang Saya terus mencari kebenaran kebenaran tentang kedua calon tersebut, yang bisa kita dapat dari artikel dan buku. namun sayangnya media ini juga disalah gunakan demi kepentingan partai masing masing :( terkadang Saya bingung harus mencari kebenaran dimana.
Terlepas dari hal hal tadi, Saya berharap, tanpa mengurangi rasa hormat Anda, dan tanpa menyinggung Anda. Saya mohon untuk tidak lagi berdebat atas pilihan masing masing, menyuarakan kebaikan salah satu capres boleh boleh saja, tapi jangan menjelekkan satu sama lain, tujuan pemilu adalah mencari pemimpin yang bisa membawa Indonesia lebih baik, bukan malah menjadikan Indonesia terpecah belah.
Bayangin aku nemu kayak gini di grup sbmptn :' ternyata anak muda juga suka politik ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar