Hai,
Kurasa sudah lama aku tidak menulis, kalaupun menulis hanya di
selembar kertas yang akhirnya hilang. Kali ini aku ingin bercerita
kepada angin, yang mana dia terus mengalir berjalan meski hujan, panas,
mendung, ataupun dihari yang berkabut. Tidak seperti aku, yang hanya
karna gerimis memutuskan berhenti.
Hai angin,
Bagaimana kabarmu ? apakah keadaanmu lebih baik dari aku? Aku doakan semoga iya.
Angin, apakah kau ingin mendengar cerita dariku? Yang sepertinya ini
sudah tamat dikehidupan nyata, dan mungkin akan ada kelanjutan part1,
part2, dan seterusnya. Mungkin dengan tokoh yang berbeda pula atau bisa
jadi sama. Aku ingin menceritakan kepadamu tentang gadis kekanakan yang
menyukai laut dan gunung dan laki laki yang begitu baik kepada semua
orang, dan bertanggung jawab pula. Mereka berdua memiliki sifat yang
berbeda, jauh sangat.
Cerita ini berlatar belakang di suatu perguruan tinggi yang cukup
terkenal di kota tempat mereka berdua tinggal. Laki laki pemeran utama
cerita ini adalah siswa yang baru memasuki tingkat ke 3 di perguruan
itu, dan gadis kekanakan itu adalah siswa yang memasuki tinggat pertama
di perguruan itu. Pertemuan pertama mereka tidak lah begitu istimewa.
Laki laki itu adalah sosok paling bijaksana bagi gadis itu, gadis itu
dengan sekejab bisa sebegitu kagumnya dengan laki laki itu, tanpa laki
laki itu tau, bahkan ia tak menggenal gadis itu.
Kekaguman gadis itu terus berlanjut, memasuki enam bulan gadis itu
menjadi siswa diperguruan tinggi itu, ia mulai tahu bahwa laki laki
bijak sana itu menaruh hati juga kepadanya. Singkat cerita mereka
memutuskan untuk menjadi dekat, menjadi pengisi hari satu sama lain,
memutuskan untuk tertawa, menangis, berduka bersama. Sungguh bahagia
bagi gadis kekanakan ini, ternyata yang ia rasakan tidak bertepuk
sebelah tangan.
Mereka begitu bahagia dari hari kehari, belajar bersama, menikmati
deburan ombak bersama, menerjang hujan bersama, bahkan saling bertukar
pesan jika salah satu mendaki gunung, selayaknya pasangan muda saat itu.
Aah….. indah sekali bukan cerita ini. Cerita yang sebelumnya tidak
pernah dirasakan gadis kekanakan itu.
Kau tahu angin, gadis itu sebelum mengenal laki laki bijak sana itu,
tidak pernah percaya dengan cinta. Ia adalah gadis yang memilih,
mendedikasikan hidupnya untuk sahabat, dan orang terdekatnya. Ia sangat
menyayangi sahabat sahabatnya yang sekarang sedang sibuk dengan
kehidupan masing masing, sama seperti gadis itu, yang sudah asik dengan
dunia nya bersama laki laki bijaksana itu.
Angin, sungguh… gadis itu sangat menyukai deburan ombak, karena bagi
dia, laut adalah perefleksian ia, ia merasa bersama laut hatinya damai,
karena laut selalu membantu membawa masalahnya pergi. Laut sangatlah
baik dengan gadis itu.
Karena hal itu, laki laki bijaksana itu sering menemani gadis
kekanakan itu ke laut, agar gadis kecil itu bahagia, katanya ia suka
melihat gadis ke kanakan itu tertawa dan bicara.
Laki laki bijaksana itu sungguh baik terhadap gadis itu, se kekanakan
apa gadis itu, ia selalu bijaksana menanggapinya, mereka selalu berbagi
kisah harian, dari yang sepele sampai yang penting sekali. Kehidupan
mereka seperti sempurna, seperti tidak ada satupun yang akan berubah.
Bagi gadis kekanakan itu, laki laki bijaksana adalah orang yang paling
tepat untuknya, mengerti ia, menegur ia, menasehatinya.
Kau pasti berpikir kisah mereka berakhir bahagia kan angin?
Hahaha, ternyata kamu sama tertipunya denganku, kita sama sama tidak
tahu, ada scenario lebih hebat dari Yang Maha Pemberi Cinta terhadap
kisah mereka.
Setiap pertemuan, pasti akan ada akhirnya bukan.
Tidak ada yang salah dengan mereka, namun pada akhirnya laki laki
bijaksana itu sudah lelah mungkin dengan gadis kekanakan itu, ia
memutuskan untuk menjadi sahabat saja. Sahabat yang katanya akan sama
saja dengan sebelumnya. Tidak ada yang tahu dengan bagaimana perasaan
laki laki itu sekarang. Hanya yang aku dengar, gadis itu masih sangat
menyayanginya.
Kau tahu tidak angin, apa yang terjadi dengan gadis itu?
Tentu saja, ia menangis. Bukankah itu hal yang wajar? Tapi tangisan
itu tangisan penyesalan dan kekecewaan. Ia menyesal terlalu kekanakan
terhadap laki laki bijaksana itu, ia menyesal karna selalu membuat laki
laki itu berkorban. Tapi yang paling membuat ia terus menangis tanpa
henti adalah, karna dia pikir laki laki bijaksana itu adalah laki laki
yang mencintai gadis itu seberapapun jelek sifatnya, laki laki yang
menerima gadis itu apa adanya, laki laki yang akan menemani gadis itu
agar tidak merasa sendiri lagi.
Salah gadis itu karena ia berharap. Dan sekarang ia merasa kembali merasa sendiri lagi.
Angin, ku harap kisah gadis itu tidak kamu tiru ya. Doakan saja
semoga jalan hidup gadis itu lebih baik sebelumnya. Lihaaat dia mungkin
sekarang sudah lebih kuat dari sebelumnya. Doakan dia selalu, juga
kebahagiaan laki laki bijaksana itu.
12 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar