Halo angin, aku ingin bercerita kepadamu lagi,
Apakah kau masih ingat dengan kisah gadis kekanakan dan laki laki
bijaksana kemarin? Syukurlah jika kamu masih ingat, akan aku ceritakan
cuplikan kelanjutannya. Semoga kamu bisa menggambil hikmahnya ya
Tepat sehari setelah laki laki itu meninggalkan gadis itu, ia
sempurna menghilang. Meninggalkan kenangan kenangan disetiap sudut kota
mereka tinggal. Bayangkan seberapa tersiksanya gadis itu angin. Jika
hampir setiap sudut kota pernah ada kisah mereka.
Ia hampir menahan tangis kapan saja.
Sungguh malang nasibnya, ia begitu masih mencintai laki laki
bijaksana itu. Pasti kau bertanya Tanya seberapa dalam gadis itu
mencintai laki laki bijaksana itu kan? Cintanya jika dapat dihitung
mungkin bisa sangat basa ataupun sangat asam, jika dimasukkan dalam ph
meter. Demi tidak menangis, ia rela menyibukkan diri dalam agenda
apapun, karena jika ia sendiri tanpa melakukan apapun ia bisa tiba tiba
saja menangis. Hatinya masih sangat rapuh.
Gadis itu terus berpikir bagaimana supaya luka itu tidak begitu menyiksa. Kau ada saran angin?
Bodohnya, gadis itu tidak tahu cara merelakan. Ia selalu dapat
mengingat setiap momen dalam kisah nya. Mungkin jika ada obat penghilang
ingatan, atau ada terapi penghilangan memori ia pasti mencoba.
Bagaimana dengan laki-laki bijaksana itu? Aku sama sekali tidak tahu
angin, mungkin ia sedang tertawa bahagia diluar sana, bisa sendiri atau
dengan orang lain. Tapi yang pasti tidak ia tahu adalah tangisan gadis
kekanakan itu, gadis yang amat mencintainya, gadis yang dulu ia cintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar