Apakah kita bisa hidup tanpa kenangan masa lalu?
Hidup memang terus berjalan, segala sesuatu akan selalu terus berubah. Akan banyak hal
yang terlupakan oleh hal baru dihari depan. Lalu, mengapa kenanganku tentang
kamu tak kunjung menghilang?
Aku ingin hidup normal lagi, seperti sebelum kamu hadir,
seperti sebelum semua luka kamu berikan padaku. Namun, aku tak punya peta
menuju keadaan tersebut. Aku masih hilang arah, masih tersesat ditempat di mana
kamu meninggalkanku, tanpa satupun langkah ku buat, aku seperi berada di hutan
hujan tropis, di mana cahaya remang pun tak dapat menembus rimbunnya pohon.
Satu hal yang ingin ku tahu.
Aku harus bagaimana dengan semua ini. Apa yang harus ku
lakukan, aku putus asa
Padamu yang memberikan seluruh alasan menulis ini,
Bagaimana kabarmu? Jika kamu pikir aku membencimu, kamu
salah. Aku hanya sedang berpikir mengapa semua berakhir, dan mengaa aku harus
merasakan luka. Apakah di masa lalu aku juga pernah melukai hati manusia
lain sehingga luka seperti ini harus
kurasakan. Kamu tahu, aku selalu berdoa tentangmu, tentang takdir yang meskipun
aku tidak dengan mu lagi, namun tetap membahagiakan buat kita. Aku memang
bodoh, masih memikirkanmu, bahkan setelah 7 bulan kamu pergi, aku memang bodoh,
masih tetap mengaharapkan hadirmu suatu
saat kelak, sedang didepanku ada seseorang yang mencoba membuka pintu hatiku.
Aku sungguh bodoh. Maafkan aku.
Aku menulis ini di hari hari terakhirku tinggal di bandung,
satu kota lebih dekat dengan kota tempatmu tinggal. Namun, apa gunanya, menjadi
semakin dekat, kalau hatimu terus terusan mencoba menjauhiku. Lalu apa gunanya
menjadi dekat, kalau seluruh egomu, membenci kehadiranku. Ya aku memang bodoh.
Namun, biarkan aku tetap bodoh seperti ini, sejenak, sampai
aku menemukan seseorang yang ingin menjadi lilinku, membawa cahaya terang, yang
menuntunku menuju segala hal yang baik. Biarkan aku larut dalam cerita
melankolis kita, yang agak bodoh dan menyenangkan, biarkan aku mengingat masa
itu, sebelum kelak seseorang yang menerimaku mengantikanmu seutuhnya, membuatku
melupakan namamu, dan tidak membiarkan ingatanku berkeliaran mencarimu, bahkan
untuk sedetik
Nurra
Bandung, 240117
` `