Ada sebuah cerita yang tiba tiba terbesit di perjalananku pulang hari ini.
cerita itu dapat mengalihkanku sejenak dari riuhnya hari dan beberapa pembicaraan hari tadi.
ada sebuah buku yang tentunya pernah kubaca, kumpulan cerita pendek yang memberikan pelajaran hidup. kurang lebih. Salah satu cerita pendeknya menceritakan kisah wayang orang dulu. kisah yang kuanggap sebelumnya merupakan kisah cinta paling indah dan bahagia. bukankah tidak ada yang lebih penting dari sebuah kisah yang bahagia?
Kisah Cinta Rama dan Sinta
ceritane wayang Ramayana
ing negara Alengkadiraja
ratu kutha Rahwanaraja
gawe geger nyolong Dewi Sinta
Bukan tentang bagian sinta diculik, bukan tentang bagian bagaimana rama menyelamatkan sinta dari rahwana. bukan pula bantuan anoman yang membantu rama. kita semua sudah tahu cerita tersebutkan?
cerita ini jauh setelah cobaan besar itu teratasi, saat sinta kembali kepada rama. ketika yang dulunya aku pikir kisah ini bahagia, karena kebanyakan hanya dikisahkan sampai disini.
Apa jadinya sinta setelah ia kembali kepada rama? apakah ia bahagia?
Pada salah satu kitab "Uttarakanda", diceritakan sekembalinya Sinta ke Ayodya. Sinta kembali kepelukan Rama, sudah. Namun sekembalinya Sinta, cinta mereka diuji kembali. kali ini ujian hati, bukan tentang perjuangan melawan penjahat lagi.
Sekembalinya Sinta, banyak timbul desas desus tentang "kesucian Sinta". bagaimana bisa Sinta yang sudah di culik oleh rahwana sebegitu lama dan masih tetap suci, desas desus itu tersebar di seluruh rakyat ayodya, mengoncangkan pemerintahan yang dipimpin oleh rama. Bodohnya Rama mulai terusik oleh desas desus tersebut.
kamu tahu bagaimana hati sinta saat rama, seseorang yang kamu yakini mencintaimu seutuhnya, mulai terpengaruh oleh desas desus tersebut. rama tak percara meskipun sinta sudah berulangkali menjelaskan bahwa rahwana tidak menyentuhnya. namun ego rama sudah merasuk mengendalikan dirinya. Sinta putus asa, ia berdoa kepada dewa agar suaminya percaya. maka dilakukanlah Api suci untuk membuktikan kebenarannya, sinta harus masuk kedalam api, apabila ia tidak terbakar baka ia benar. hari itu ia berkata bahwa meski seluruh dunia tak percaya padanya seharusnya Rama, suaminya yang paling mengenal dirinya adalah orang yang akan
tetap percaya padanya, karena itu yang akan Sinta lakukan juga jika seluruh
dunia berpaling dari Rama. maka dirinya adalah orang terakhir yang akan
selalu berada disampingnya.
Namun Rama yang telah goyah kepercayaannya memalingkan muka saat istrinya masuk ke dalam api yang berkorbar, membuat hati sinta terluka.
setengah hati Rama percaya bahwa istrinya tak bersalah tapi setengah lagi
berharap agar istrinya membuktikannya pada dunia agar tak ada lagi
suara-suara sumbang yang menggoyah pemerintahannya. Dewa Agni mendengar doa Sinta dan melindunginya
dari panasnya api, bahkan sehelai rambut dan ujung gaunnya pun tak
tersentuh api. Sinta melangkah keluar dari kobaran api dengan anggun,
rakyat terpana dan percaya bahwa dewa memang melindungi Sinta, yang
berarti bahwa Sinta tak bersalah.
kamu pikir, apakah ini sudah akhirnya?
Bahkan setelah pembuktian itu, desas-desus itu masih ada, sinta akhirnya pergi diasingkan kehutan, agar desas desus tersebut berakhir. demi keutuhan ayodya. tidak ada yang tahu bahwa sinta sedang mengandung anak rama. berbulan bulan dipengasingan, sinta melahirkan, dua anak kembar yang lucu. kusa lan lawa. anak anak yang selalu diceritakan kisah rama yang menyelamatkan sinta, ayahnya. anak anak kuat dan baik.
suatu saat, ketika rama melewati hutan tempat pengasingan sinta, masa pengasingan selesai. ia membawa pulang sinta dan kedua anaknya. ditengah kebahagian kecil itu, desas desus yang selalu menyebalkan ini selalu mucul. Apakah benar itu anak rama? maka sinta yang sudah berada dititik nestapanya, ia memanggil dewa bumi, bila benar kedua anak itu anak rama, maka biarkan bumi menerimanya, menerima seluruh lukanya. maka seketika bumi membelah, menelan sinta, tanpa sempat rama menyelamatkannya. membuktikan bahwa lawa dan kusa anak rama dan kesucian sinta. sedangkan rama, hanya bisa menyesal, menangisi kepergian sinta. istri yang dicintainya.
berakhir. seperti itulah kisah rama dan sinta. tidak ada yang salah dengan cinta rama kepada sinta dan sinta kepada rama. tentu rama sangat mencintai sinta, begitu juga sebaliknya. namun untuk apa cinta jika tidak ada kepercayaan? untuk apa cinta jika tidak diperjuangkan. Rama mencintai sinta namun ia tidak memperjuangkannya, tidak mencoba membuat rakyatnya percaya, yang akhirnya membuat ia kehilangan Sinta, istri yang ia cintai.
bagiku ini merupakan satu bagian paling membuat habis seluruh emosi, menghabiskan banyak isakan. Bagaimana bisa, Rama yang katanya sangat mencintai Sinta membuat Sinta begitu menderita. Sungguh tidak beruntungnya sinta.
|
@ulfahnurra |
Nurra
200417
23:55