Selasa, 19 Januari 2021

Bulan ke Lima

 Untuk Meguku sayang,

Terima kasih sudah menemani ibu keliling jogja berdua. Ibu tahu kamu kuat, kamu pun tidak rewel. Hihihi maafkan ibu yang masih sering angkat-angkat seperti barang belanjaan tadi. 

Megu sayang, besok kalau sudah besar dikit temani ibu belanja ya? Nanti megu boleh ambil satu dua snack di toko,ibu membayangkan akan sangat mengasyikkan bisa pergi berdua denganmu, membeli kebutuhan megu.

Aduh bisa jadi nanti kalau sudah mau sd pasti megu minta mainan terus. Duh ibu harus lebih rajin menabung untuk megu. 

Ibu berharap bisa membersamai megu, menemani megu, menguatkan megu. Karna ibu yakin megu akan menjadi anak yang kuat.

Sampai jumpa 4 bulan lagi meguu, semoga Allah memberikan umur yang panjang kepada kita❤️


Love,

Ibu

Sabtu, 16 Januari 2021

Minggu 21

 Ada beberapa hal dalam hidup kita adalah alasan kita menangis dan bahagia. Bukankah merupakan hal yang wajar, bila kita merasa terluka? Menanggis seharian, memeluk diri kita sendiri, menyemangatinya untuk tetap baik baik saja.


Ada beberapa kalimat, yang dapat mmbuat hatimu hancur sebagian. Menghilangkan harapan yang kamu bangun, tak bersisa.

Tak apa. Tidak apa apa. Bukankah hidup memang seperti ini? Semua orang pernah merasakan luka, meski berbeda. Jadi lukamu bisa jadi amat ringan. Terimalah. Iklaslah

Maka harapan harapan dengan manusia akan sirna, cukup Tuhan saja tempatmu berharap.

Kuatlah.

Dan bangkitlah, demi megu:'


Dan untuk anakku megu, di 21 minggumu diperut ibu, ibu meminta maaf karna sering menanggis. Megu amat tau kan kalau ibu cengeng? Tapi ibu berjanji, kelak, jika megu lahir, ibu tidak akan menanggis, ibu tidak akan sendirian, ada megu yang membersamai, ada Allah.  Ibu akan menjaga megu semampu ibu, menjauhkan megu dari hal hal yang melukai. Ibu sayang megu❤️

Selasa, 05 Januari 2021

Hari paling sedih untukku

 Hari ini 5 januari 2021

Tidak pernah kutemukan hari yang lebih sedih daripada hari ini, hari dimana aku mengis hampir seharian, bahkan ketika aku menulis ini. Hari dimana aku tidak berdaya sebagai seorang anak. 

Hari ini kabar itu bagai petir menyambar, abi positif covid.

Kenapa, kenapa dan kenapa tidak aku saja, 

Abi sudah sakit semenjak pemilu  awal desember lalu, aku sudah menduga, memang rusak negara ini. Setidak sukaku, setidak percayaku dengan rezim yang masih mengadakan pemilu saat pandemi. Tidak memikirkan orang tua dan kami yang miskin


Abi dan kakakku relawan covid, mereka melakukan penyemprotan bahkan sejak awal pandemi.

Selama abi sakit rasanya hatiku hancur tiap menitnya. 

Maafkan ibu, megu. Ibu tidak bermaksud menangis dan membuatmu bersedih, tapi sungguh, di empat bulan kamu dalam kandungan ibu, hal ini sungguh berat buat ibu.


Menulis ini, sejatinya adalah pelarian ibu. Agar ibu sejenak tidak menangis terus menerus.


Ibu harus melalui beberapa minggu kedepan sendiri megu, hanya bersama mu, tanpa bapak disamping ibu.

Bukankah sungguh berat megu? Buat ibu yang tak semalampun berpisah dengan bapak.

Ibu menyayangi akungmu megu, sangat, ibu berharap kesendirian akungndiruang isolasi dapat segera sembuh dan pulang. Ibu tidak tega, ibu menanggis setiap membayangkannya.


Semoga Allah mendengar doa ibu ya megu, amiin